Profil Masjid
Fasilitas Umum
Tempat Wudhu
Kamar Mandi/WC
Sound System dan Multimedia
Kantor Sekretariat
Perpustakaan
Perlengkapan Pengurusan Jenazah
Ruang Belajar (TPA/Madrasah)
Tempat Penitipan Sepatu/Sandal
Gudang
Taman
Parkir
Kegiatan
Menyelenggarakan Ibadah Sholat Fardhu
Menyelenggarakan Sholat Jumat
Menyelenggarakan Kegiatan Hari Besar Islam
Menyelenggarakan Dakwah Islam/Tabliq Akbar
Menyelenggarakan Pengajian Rutin
Menyelenggarakan kegiatan pendidikan (TPA, Madrasah, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat)
Pemberdayaan Zakat, Infaq, Shodaqoh dan Wakaf
Unit Pengumpul Zakat (UPZ)
Fasilitas Ramah Anak
Fasilitas Disabilitas
Fasilitas Perpustakaan
Dokumen
Dokumen tidak ditemukan atau belum diunggah
Sejarah Masjid
Masjid Laweyan adalah salah satu masjid bersejarah
yang ada di Kota Surakarta. Masjid ini sudah ada sebelum Masjid Agung Surakarta.[1] Masjid ini dibangun pada tahun
1546 pada masa Sultan Hadiwijaya salah satu sultan Kesultanan
Pajang yang merupakan cikal bakal dari Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta.[2]
Menurut catatan sejarah, pada masa Kesultanan Pajang,
seorang pemeluk Hindu bernama Ki Beluk sempat tinggal dan membangun sebuah pura
di pinggir Sungai Kabanaran, sungai yang dulu digunakan sebagai sarana
lalu-lintas perdagangan para sudagar batik. Ki Beluk menjalin persahabatan
dengan Ki Ageng Henis, orang kepercayaan Sultan
Hadiwijaya, sekaligus tokoh yang mengenalkan dan mengajarkan teknik-teknik
pembuatan batik kepada warga Laweyan. Di waktu senggangnya, Ki Beluk kerap
menghabiskan waktu dengan berdiskusi seputar ajaran Islam bersama Ki Ageng
Henis. Perlahan, Ki Beluk tertarik untuk lebih mendalami Islam dan pada
akhirnya ia menetapkan hatinya memeluk Islam. Berbarengan dengan itu, ia pun
lantas menyerahkan pura yang didirikannya ke warga sekitar untuk difungsikan
sebagai sebuah masjid.