Profil Masjid
Fasilitas Umum
Sarana Ibadah
Tempat Wudhu
Kamar Mandi/WC
Pembangkit Listrik/Genset
Sound System dan Multimedia
Penyejuk Udara/AC
Kantor Sekretariat
Perpustakaan
Poliklinik
Mobil Ambulance
Perlengkapan Pengurusan Jenazah
Aula Serba Guna
Toko
Ruang Belajar (TPA/Madrasah)
Tempat Penitipan Sepatu/Sandal
Gudang
Taman
Parkir
Kegiatan
Menyelenggarakan Ibadah Sholat Fardhu
Menyelenggarakan Sholat Jumat
Menyelenggarakan Kegiatan Hari Besar Islam
Menyelenggarakan Dakwah Islam/Tabliq Akbar
Menyelenggarakan Pengajian Rutin
Menyelenggarakan kegiatan pendidikan (TPA, Madrasah, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat)
Pemberdayaan Zakat, Infaq, Shodaqoh dan Wakaf
Fasilitas Ramah Anak
Fasilitas Disabilitas
Fasilitas Perpustakaan
Dokumen
Dokumen tidak ditemukan atau belum diunggah
Sejarah Masjid
SEJARAH SINGKAT MASJID AGUNG KOTA BOGOR
Masjid Agung Kota Bogor berdiri tahun 1987, diatas tanah milik Pemda Kota Bogor seluas empat ribu meter persegi (4000 M2), berlokasi wilayah Pasar Kebon Kembang (populer Pasar Anyar, sampai sekarang) di Kelurahan Pabaton Kecamatan Bogor Tengah. Keberadaan Masjid Agung ini karena keinginan ulama Bogor memiliki masjid di tengah kota dengan pertimbangan banyak berdiri Gereja. Inisiator pembangunan masjid di tengah kota anatara lain KH. Hasan Basri (alm), H. Bahrul Efendi ayahanda Drs.H.Aqiq Daruhtaqiq, H. Ja'far Balfas.
Keinginan dan harapan tersebut direspon baik dan positif oleh seorang muhsin, tokoh Bogor H. Jamu' yang saat itu sebagai Direktur Bank Bumi Daya. Setelah dana awal sangat memadai untuk memulai pembangunan kemudian usulan masjid diajukan ke Walikota yang pada tahun tersebut dijabat oleh Ir.H.Muhamad.
Harapan tadi disambut hangat, luar biasa dan disetujuinya. Persetujuan Walikota diimplementasikan melalui pencarian tanah oleh Pemda. Awal opsi penunjukan tanah didekat Kantor Keresidenan (Bakorwil) numun yang disepakati dan disetujui Walikota di tanah Pemda yang dikelola Taman Ade Irma Suryani, mengingat tanah tersebut kurang terkelola pihak Ade Irma Suryani. Memang digunakan untuk istirahat dipohon rindang karena tempat ini pada tahun 80-an masih banyak pepohonan yang besar bahkan seringkali digunakan untuk berjudi karena dekat dengan pergolakan ekonomi. Taman Ade Irma Suryani yang masyhur dikenal sekarang dengan Taman Topi,dulu Taman Topi menjadi Terminal Bis Bogor yang kemudian pindah ke Kelurahan Baranang Siang. Tanah bagian utara dari bagian taman tadi dijadikan masjid seperti yang dapat disaksikan sekarang ini.
Penetapan tanah telah deal kemudian Walikota Bogor Ir.H.Muhamad menunjuk kepanitian pembangunan masjid yang di ketuai oleh Drs.H.Aqiq Darutahqiq, saat itu bertugas di Bapeda Kota Bogor para anggotanya antara lain H.Jafar Balfas, H.Sya'roni. dalam catatan bahwa saat ini pembangunan tersendat kemudian dilanjutkan pengembang Bogor, H. Syafei Bratasenjaya sampai pembangunan selesai. Pada tahun 1987 terpilih dan ditetapkan ketua DKM Yakni Drs.H.Aqiq Darutahqiq dengan anggota diantanya, H.Zaenal Abidin (alm), H. Jamhur, H. Syafiq Affandi dan yang lainnya. Ketika H. Aqiq pindah tugas ,kemudian amanah ketua DKM H.Adang Sukandar, orang Cirebon yang saat itu Kepala Kandepag Kota Bogor, kemudian amanah ketua DKM diemban H. Adam Ibrahim, H.Idim, H.Rahmat Sulaeman, H.Saeroji dan yang sekarang H. Dede Supriatna sampai 2016. Berarti sampai sekarang sudah 7 ketua DKM Agung.
Penggunaan Masjid Agung diresmikan oleh gubernur Jawa Barat, Drs.H.Aang Kunaefi diaula PDAM Cipaku. karena pada saat yang sama berbarengan dengan peresmian PDAM tersebut.
Terkaitan kepengurusan DKM banyak dilibatkan komunitas Pasar Kebon Kembang atau Pasar Anyar pada masa ketua DKM H. Rahmat Sulaeman. sebelum beliau memegang amanat tersebut, komunitas pasar hanya sedikit yang terlibat kepengurusan. dengan banyaknya komunitas pasar masuk kejajaran pengurus, H.Rahamt Sulaeman dan para pengurus lain berharap muncul rasa memiliki masjid karena jama'ah nya mayoritas pedagang dan pengujung pasar, memudahkan komunikasi dengan jama'ah serta kemudahan fund raising (pengumpulan dana terutama zakat,infak dan shodaqoh) untuk di berdaya, dimanfaatkan dan disalurkan kepada yang berhak.
Masjid Agung sekarang telah mengalami masa pertumbuhan baik, banyaknya sumber pendapatan yang digali dari potensi masjid yang ada. Perbaikan dan penerapan managemen modern mulai diterapkan. Meskipun mimpi besar masjid belum dikerjakan, paling tidak upaya terus mengarah kesempurnaan managemen dan fungsi masjid yang diharapkan seperti zaman Nabi SAW selalu mengikat dan profesional.