Profil Masjid
Fasilitas Umum
Sarana Ibadah
Tempat Wudhu
Kamar Mandi/WC
Sound System dan Multimedia
Kantor Sekretariat
Tempat Penitipan Sepatu/Sandal
Gudang
Taman
Parkir
Kegiatan
Menyelenggarakan Ibadah Sholat Fardhu
Menyelenggarakan Sholat Jumat
Menyelenggarakan Kegiatan Hari Besar Islam
Menyelenggarakan Dakwah Islam/Tabliq Akbar
Menyelenggarakan Pengajian Rutin
Menyelenggarakan kegiatan sosial ekonomi (koperasi masjid)
Menyelenggarakan kegiatan pendidikan (TPA, Madrasah, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat)
Pemberdayaan Zakat, Infaq, Shodaqoh dan Wakaf
Fasilitas Ramah Anak
Fasilitas Disabilitas
Fasilitas Perpustakaan
Dokumen
Dokumen tidak ditemukan atau belum diunggah
Sejarah Masjid
Di salah satu puncak perbukitan Sentul Selatan, berdiri masjid Muammar Qaddafy dengan megahnya. Masjid bernuansa putih, bergaya lokal tropis dengan sentuhan-sentuhan Islami di lahan seluas sekitar 1 hektar ini selain megah, juga selalu ramai dipenuhi jamaah, terutama saat terselenggaranya Zikir Akbar, pada Minggu/Ahad pertama tiap bulan, dipimpin langsung Uztadz Muhammad Arifin Ilham.
Perjalanan pembangunan Masjid sejak 2005
Niat mendirikan masjid ini diteguhkan sejak 2005. Kala itu Yayasan Az-Zikra mendapat tanah hibah seluas 5 hektar dari pengembang perumahan bukit Az-Zikra Sentul, PT Cigede Griya Permai. Lahan seluas 5 hektar ini dimaksudkan untuk membangun pusat kegiatan Islam (Islamic Centre) yang terdiri dari masjid dan pesantren sebagai pusat dakwah dan pusat ibadah. Demikian penjelasan salah satu pengurus Masjid Muammar Qaddafy,
Sejak dicanangkannya niat itu, dibentuklah tim pembangunan Islamic Centre yang di dalamnya antara lain Uztadz Muhammad Arifin Ilham dan Ir. Achmad Fanani (Arsitek). Tugas tim ini antara lain mendesain, serta mencari dana untuk pembangunan masjid dan Islamic Centre.
Kerja tim ini membuahkan hasil, kucuran dana diperoleh dari World Islamic Call Society. Merupakan sebuah organisasi dakwah Islam Internasional yang berpusat di Tripoli, Libya. Organisasi inilah yang bersedia mendukung seluruh kebutuhan dana pembangunannya. Karena itulah pusat kegiatan dakwah pendidikan dan sosial ini dinamai Qaddafy Islamic Centre, sedangkan masjidnya diberi nama Masjid Muammar Qaddafy, mengambil nama pemimpin negara Libya saat itu.
Pembangunan Masjid dimulai pada 22 Juli 2007 ditandai dengan peletakan batu pertama diiringi sekelompok jamaah yang berhimpun berdoa dalam Zikir Akbar dipimpin ustadz Muhammad Arifin Ilham. Zikir Akbar ini memohon agar Allah memberi berkah berdirinya sebuah masjid sebagai tempat untuk berzikir sekaligus pusat dakwah dan ibadah, tempat dipancarkannya kalimat-kalimat Allah SWT. Pada 10 Agustus 2008 dilakukantopping off masjid, yaitu pemasangan ornamen puncak kubah utama masjid. Bangunan selesai dibangun pada 16 Februari 2009.
Detail desain Masjid
Masjid Muammar Qaddafy terdiri dari 3 bangunan utama dengan luas keseluruhan bangunannya 12.600 m2. Terdapat sebuah menara di sisi Utara Masjid yang tingginya 57 meter. Tiga bangunan utama terdiri dari bangunan terbesar di tengah dan sepasang bangunan serambi yang mengapit bangunan utama. Peruntukan bangunan utama, selain untuk sholat dan zikir bersama, juga ada bagian untuk kantor sekretariat rumah tangga Masjid, fasilitas pemuliaan jenazah dan perpustakaan. Di bangunan utama dan di bangunan tambahannya, bisa menampung sekitar 6.700 jamaah shalat dan 10.400 jamaah zikir.
Arsitektur bangunan ini memadukan karakter universal arsitektur islam dengan ciri arsitektur lokal Tropis. Elemen karakter universal arsitektur Islam ditandai dengan adanya kubah, portal, lengkung, minaret, ornamen bintang delapan dan kaligrafi. Sementara karakter atap tajuk piramida, emperan besar, empat tiang penyangga keliling menjadi ciri lokal kehadiran arsitektur Tropis.
Makna-makna simbolis
Terdapat beberapa makna simbolis Islam yang terdapat pada bangunan masjid, antara lain berupa 7 lapis lantainya yang merujuk kepada 7 sunnah harian yang utama dijalankan para pecinta zikir. Tujuh lapis lantai ini juga sekaligus cerminan marqom, tingkat kedekatan seorang hamba terhadap Sang Khalik. Ukuran dasar (module) 3,3 m, merupakan ekspresi zikir, jumlah wirid 33 kali bacaan (takbir, tahmid, takbir). Jarak baris antar shaf sholat 1,1 m (kelipatan terkecil dari 3,3 m).
Masjid ini didominasi warna putih. Perlambang jiwa yang bersih. Tampilan kesederhanaan pemangku kegiatan, Muhammad Arifin Ilham, yang selalu berpakaian putih-putih. Tampilan warna lain muncul secara wajar alamiah, seperti Merah karena elemen genteng terakota, dan Hitam pada elemen batu alam.
Di Teras luas bagian Utara masjid terdapat 2 buah payung besar yang dapat dibuka dan ditutup dengan sistem mekanis. Disebutnya Payung Nabawi, karena merupakan replika payung sejenis yang ada di Masjid Nabawi. Saat ini baru 2 buah, nantinya akan aad 6 buah, merujuk pada jumlah rukun iman.