Profil Masjid
Fasilitas Umum
Sarana Ibadah
Tempat Wudhu
Kamar Mandi/WC
Pembangkit Listrik/Genset
Sound System dan Multimedia
Penyejuk Udara/AC
Kantor Sekretariat
Perpustakaan
Ruang Belajar (TPA/Madrasah)
Tempat Penitipan Sepatu/Sandal
Gudang
Taman
Parkir
Kegiatan
Menyelenggarakan Ibadah Sholat Fardhu
Menyelenggarakan Sholat Jumat
Menyelenggarakan Kegiatan Hari Besar Islam
Menyelenggarakan Dakwah Islam/Tabliq Akbar
Menyelenggarakan Pengajian Rutin
Menyelenggarakan kegiatan sosial ekonomi (koperasi masjid)
Menyelenggarakan kegiatan pendidikan (TPA, Madrasah, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat)
Pemberdayaan Zakat, Infaq, Shodaqoh dan Wakaf
Fasilitas Ramah Anak
Fasilitas Disabilitas
Fasilitas Perpustakaan
Sejarah Masjid
Masjid Nurul Amin Pagaruyung adalah masjid yang terletak di di Jorong
Balai Janggo Nagari Pagaruyung Kecamatan Tanjung Emas Kabupaten Tanah Datar. Batusangkar, Sumatera Barat, Indonesia..
Masjid ini dibangun di atas tanah
wakaf seluas
1.576 M3 dari keluarga Haji Aminuzal Amin Datuak Rajo Batuah pada tahun 1990-an
dan diresmikan pada 21 Februari 1992 oleh Menteri Perhubungan Indonesia saat itu, Azwar Anas.
Masjid Nurul Amin
Pagaruyung terletak diantara Istana Pagaruyung
dan Pusat Pemerintahan Kabupaten Tanah Datar (kantor
Bupati). Posisi ini sejalan dengan filosofis kepemimpinan di Minangkabau,
Tungku Tigo Sajarangan Tali Tigo Sapilin, mengatur pemerintahan dan norma yang
ada di masyarakat.
Tungku Tigo
Sajarangan Tali Tigo Sapilin terdiri dari penghulu/Niniak Mamak, alim ulama,
dan cadiak pandai. Masing-masing memiliki peranan berbeda yang berguna mengatur
dan membangun kehidupan warga Minang.
Penghulu/Niniak Mamak
merupakan pemimpin adat yang dalam hal ini diwakili oleh Istana Pagaruyung.
Alim Ulama merupakan orang mengerti dan mengajari tentang Agama Islam yang
diwakili oleh Masjid Nurul Amin. Cadiak pandai yaitu orang yang mempunyai
pengetahuan umum dan luas yang nantinya membuat aturan dan solusi kemasyarakat,
dalam hal ini pemerintahan. Cadiak pandai diwakili oleh gedung pusat
pemerintahan.
Disampin itu Masjid
Nurul Amin Pagaruyung ini bisa dibilang sebagai masjidnya Pemda Tanah Datar,
karena terletak tepat disamping kantor Pemerimtahan Daerah Tanah Datar dan kegiatan-kegiatan
keagamaan yang selenggarakan oleh pemda memang pelaksanaannya dipusatkan di
masjid ini.
Masjid dengan cat yang didominasi warna putih ini memiliki struktur
bangunan utama di ditopang oleh empat tiang berukuran besar dan dimahkotai oleh
satu kubah utama, sedangkan sejumlah kubah berukuran lebih kecil memahkotai
bagian bangunan yang lain, seperti mihrab dan serambi; serambi berfungsi
sebagai tempat peralihan dari luar ke bagian. Selain
itu, masjid ini juga memiliki satu menara yang menyatu
dengan bangunan utama.
Secara geometri
masjid ini didominasi oleh bentuk bujursangkar yang statis dengan arah utama ke
kiblat. Bentuk bujursangkar ini dibuat bersusun dan menumpuk ke atas yang
berhubungan satu sama lain dan tersusun secara rapih dan kosisten. Terdapat
tiga tumpukan ke atas yang pada bagian paling atas terdapat kubah berbentuk
setengah lingkaran yang besar. Pada tumpukan pertama terdapat kubah-kubah yang
lebih kecil dan pada tumpukan kedua terdapat dua kubah kecil disisi sebelah
timur dan barat.
Terdapat sebuah
menara yang menyatu dengan masjid yang cukup tinggi berbentuk lingkaran. Pada
bagian atasnya terdapat semacam ruangan yang dilengkapi dengan pengeras suara
dan kubah kecil. Hal ini mengingatkan awal peradaban Islam, yaitu saat
masa-masa Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya di Madinah. Ini bermula
bagaimana cara mengumandangkan panggilan shalat bagi umat Islam saat itu.
Menara ini memberikan sebuah makna yang melambangkan sebuah simbul dan
memperlihatkan kehadiran Islam dan masjid.
Pada bagian dinding
eksterior terlihat berbentuk lengkung setengah lingkaran. Bentuk lengkung
setengah lingkaran ini merupakan ciri dari arsitektur Islam timur tengah.
Desain lengkung juga mempunyai makna spiritual yang berasal dari sifat bola alam
semesta.
Interior masjid
mengikuti bentuk eksteriornya yaitu berbentuk bujursangkar yang tersusun. Kubah
utama berada di tengah-tengah bangunan yang ditopang oleh tiang besar dan
tinggi bercat putih. Tiang tersebut membentuk tekstur garis-garis lurus yang
rampih sampai kepuncak kubah.
Sirkulasi udara
dibuat sangat baik. Walaupun tidak menggunakan pendingin udara, berada di dalam
masjid terasa sangat sejuk. Begitu juga dengan pencahayaan, dengan bentuk
bangunan yang tinggi serta dengan banyaknya bukaan serta cat yang berwarna
putih bersih tidak dibutuhkan lampu penerangan kalau siang hari. Bukaan-bukaan
dibuat sedemikian rupa berbentuk lengkung-lengkung yang bercirikan timur
tengah.
Interior masjid dicat
putih dan tidak terdapat hiasan kaligrafi sebagaimana masjid lainnya. Hanya
pada bagian pilar-pilar terdapat ornament garis-garis lurus yang cukup rapih
dan menarik.
Fungsi masjid Nurul Amin
Pagaruyung disamping kegiatan ibadah dan
dakwah serta pusat kegiatan keagamaan yang diselenggarakan Pemda Tanah Datar
juga juga dirancang sebagai salah satu distinasi wisata religi di Tanah Datar. Posisinya sejajar dengan lokasi atau
tempat wisata Istano Basa Pagaruyung membuat masjid ini juga menjadi ramai
apalagi saat liburan, Di kiri kanan terdapat taman dan lapangan yang luas.
gerbang masuk masjid ini memiliki lorong yang cukup panjang dan bertangga
tangga yang membuat pengunjung harus
sedikit berjalan untuk sampai kedalam pintu masuk mesjid. Sekarang
sedang dilaksankan perluasan lahan parkir untuk jamaah dan pengunjung (MN)