Profil Masjid
Fasilitas Umum
Sarana Ibadah
Tempat Wudhu
Kamar Mandi/WC
Sound System dan Multimedia
Tempat Penitipan Sepatu/Sandal
Taman
Parkir
Kegiatan
Menyelenggarakan Ibadah Sholat Fardhu
Menyelenggarakan Sholat Jumat
Menyelenggarakan Kegiatan Hari Besar Islam
Menyelenggarakan Dakwah Islam/Tabliq Akbar
Menyelenggarakan Pengajian Rutin
Fasilitas Ramah Anak
Fasilitas Disabilitas
Fasilitas Perpustakaan
Dokumen
Dokumen tidak ditemukan atau belum diunggah
Sejarah Masjid
Pembangungan Masjid Nurul Iman mulai dilakukan pada 26 September 1958, ketika jabatan Gubernur Sumatera Barat dijabat oleh Kaharudin Datuk Rangkayo Basa. Dibangun di atas lahan seluas 1,18 hektare, masjid ini direncanakan akan memiliki 2 lantai dengan luas masing-masing 2.674 m². Namun hingga tahun 1966, pembangunan masjid ini belum dapat diselesaikan. Pembangunan Masjid Nurul Iman mulai dilanjutkan setelah mendapat uluran tangan pemerintah. Saat itu, pembangunan masjid telah menghabiskan biaya sekitar Rp300 juta.
Pada 1976, masjid ini sudah mendekati tahap penyelesaian dan telah dapat difungsikan untuk salat Jumat. Namun dua tahun kemudian, masjid ini hampir diluluhlantakkan oleh ledakan bom. Pada 11 November 1976 pukul 22.20, ledakan bom merusak masjid ini. Menurut keterangan dari pihak keamanan disebutkan bahwa bom tersebut sepertinya diatur untuk meledak ketika pelaksanaan ibadah salat Jumat keesokan harinya, namun bom meledak lebih dini, sehingga tidak menimbulkan korban jiwa. Ledakan bom tersebut menyebabkan loteng masjid di lantai satu mengalami kerusakan parah. Sedangkan jendela kaca di beberapa bagian pecah. Meski sempat ditutup sementara untuk penyelidikan, namun menjelang waktu salat Jumat masjid ini kembali dibuka untuk umum. Hingga kini pihak kepolisian belum berhasil menangkap pelaku bom tersebut.
Pada masa jabatan Gubernur Sumatera Barat dijabat oleh Zainal Bakar, masjid ini menurut rencana akan dibongkar untuk dirombak total. Namun sampai masa jabatannya berakhir pada tahun 2005, proses pengerjaan pembongkaran masjid terkesan terbengkalai. Sehingga selain mengganggu proses peribadatan, juga menimbulkan kekecewaan dari berbagai kalangan. Kemudian pada masa peralihan tugas Gubernur Sumatera Barat ke tangan Gamawan Fauzi, bangunan masjid telah dibongkar sebagian. Dalam waktu yang cukup lama, Masjid Nurul Iman tidak dapat lagi digunakan. Pembagunan kembali masjid ini dapat diselesaikan pada tahun kedua pemerintahan Gamawan Fauzi, setelah sekitar Rp18,4 miliar dikucurkan dari APBD Sumatera Barat. Peresmiannya dilakukan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla pada 7 Juli 2007. Saat upacara peresmian tersebut, masjid ini belum sepenuhnya rampung, yaitu bangunan menara lama masih dalam proses pengerjaan.
Dua tahun setelah diresmikan, masjid ini kembali mengalami kerusakan akibat gempa bumi yang melanda Sumatera Barat pada 30 September 2009. Masjid ini merupakan satu dari 608 unit tempat ibadah di Sumatera Barat yang mengalami kerusakan, yaitu dinding dan sebagian lantai di lantai dua rusak parah. Namun struktur tahan gempa masjid ini tetap bekerja dengan baik.