Profil Masjid
Luas Tanah
2.460 m2
Status Tanah
Wakaf
Luas Bangunan
324 m2
Daya Tampung Jamaah
250
Fasilitas Umum
Sarana Ibadah
Tempat Wudhu
Kamar Mandi/WC
Pembangkit Listrik/Genset
Sound System dan Multimedia
Penyejuk Udara/AC
Gudang
Parkir
Kegiatan
Menyelenggarakan Ibadah Sholat Fardhu
Menyelenggarakan Sholat Jumat
Menyelenggarakan Kegiatan Hari Besar Islam
Menyelenggarakan Dakwah Islam/Tabliq Akbar
Menyelenggarakan Pengajian Rutin
Pemberdayaan Zakat, Infaq, Shodaqoh dan Wakaf
Fasilitas Ramah Anak
Fasilitas ramah anak tidak ditemukan
Fasilitas Disabilitas
Fasilitas disabilitas tidak ditemukan
Fasilitas Perpustakaan
Kondisi
-
Luas Perpustakaan
0 m2
Jumlah Pengurus
0
Jenis Buku
-
Dokumen
Dokumen tidak ditemukan atau belum diunggah
Sejarah Masjid
Masjid Teungku Syik Kuta Blang didirikan pada tahun 1901, di kalangan orang tua disebut thön sa (tahun satu). Masjid ini dibangun oleh almarhum Teungku H. Syekh Abdul Jalil sekembali beliau dari tanah suci Mekah. Peletakan batu pertama masjid ini dihadiri Ampon Syik Samalanga, selain itu turut pula hadir seorang Kapten Belanda. Pertapakan tanah tempat pembangunan masjid adalah wakaf dari almarhum Ampon Syik Samalanga, yaitu almarhum Ampon Syik H. Muhammad Ali Basyah. Demikian pula rumah tempat tinggal pimpinan pesantren, adalah wakaf dari Cut Nyak Meuligoe, yaitu rumah yang dikenal dengan Rumoh Tujoh Ruweueng (rumah dengan tujuh ruangan). Masjid Kuta Blang ini dibangun oleh almarhum Teungku H. Syekh Abdul Jalil dengan mempekerjakan oleh seorang kepala tukang muallaf Cina bernama Ibrahim. Arsitekturnya mengikuti model Masjid Nabawi, didisain sedemikian rupa dengan arsiteknya Teungku Syekh Abdul Jalil sendiri. Masjid Kuta Blang yang dibangun pada zaman Belanda ini sudah masuk dalam situs sejarah nasional. Bentuknya yang unik dan indah dikenal masyarakat dengan sebutan Meuseujid Batee Puteh. Masjid ini sejak didirikan bak thön sa (pada tahun 1901) sampai sekarang masih dalam bentuknya yang asli seperti sediakala, belum mengalami renovasi sedikitpun.