Profil Masjid
Fasilitas Umum
Sarana Ibadah
Tempat Wudhu
Kamar Mandi/WC
Pembangkit Listrik/Genset
Sound System dan Multimedia
Penyejuk Udara/AC
Perpustakaan
Perlengkapan Pengurusan Jenazah
Ruang Belajar (TPA/Madrasah)
Tempat Penitipan Sepatu/Sandal
Parkir
Kegiatan
Menyelenggarakan Ibadah Sholat Fardhu
Menyelenggarakan Sholat Jumat
Menyelenggarakan Kegiatan Hari Besar Islam
Menyelenggarakan Pengajian Rutin
Menyelenggarakan kegiatan pendidikan (TPA, Madrasah, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat)
Pemberdayaan Zakat, Infaq, Shodaqoh dan Wakaf
Fasilitas Ramah Anak
Fasilitas Disabilitas
Fasilitas Perpustakaan
Sejarah Masjid
KAMBANG - Sebuah Masjid berdiri megah disamping Pasar
Koto Baru Nagari Kambang Pesisir Selatan. Masjid tua yang merupakan perlambang
dan sejarah adat di Nagari Kambang ini bernama Masjid Al Imam. Dibangunya
Masjid ini tak terlepas dari sejarah kesepakatan adat Kenagarian Kambang.
Masjid ini dibangun di
tahun 1924 -1926 oleh Rajo Adat Nagari/Pimpinan Kepala Nagari Kambang Oemar
Sutan Bagindo Rajo Bukit yang saat itu menjabat selaku pimpinan adat (sama
dengan KAN saat ini) di Nagari Kambang.
Sejarahnya,
waktu itu di tahun 1924 Kenegarian Kambang sudah tersusun kesepakatan adat.
Dimana istilah kesapatan adat tersebut dikatakan, "Ikek Ampek Payuang
Sakaki. Masajik Limo Koto Sembilan. Penghulu Ampek Bale, Ninak Mamak Limo
Puluah. Haluan Tan Baliak Bukit, Bandaro Kampung Dalam. Al Imam di Koto
Baru."
Maka
hasil kesepakatan adat tersebut dituangkan dan dilambang pada bangunan Masjid
tersebut dengan makna sebagai berikut:
1.
Ikek Ampek. Adalah Nagari Kambang yang didirikan zaman dahulu. Syarat untuk
nagari terdapat empat (4) suku. Itu dilambang pada 4 dinding Masjid Al Imam.
2.
Payuang Sakaki. Adalah merupakan pimpinan tertinggi dalam nagari. Yaitu pucuk
bulek adat dan pucuk bulek syarak (rajo adat dan rajo syarak). Istilah
adat" adat bapucuak bulek, syarak bapacuak panji"" Mereka
membawahi ampek ikek ( penghulu, manti, dubalang dan malin) dan imam nan
barampek ( imam, katib, bilah, labai). Itu dilambangkan 8 buah tonggak dalam
masjid Al Imam..
3.
Masajik Limo. Adalah limo masajid yang dibangun yaitu, Masjid Kampuang Akat,
Masjid Lubuk Sarik, Masjid Koto. Baru, Masjid Tampuniak dan Masjid Koto Kandih.
Itu dilambangkan tunturan atap (atap berjenjang) masjid Al Imam.
4.
Koto Sambilan. Adalah 9 kampuang-kampuang yaitu Kampuang. Akat, Lubuk Syariak,
Koto Marapak/Sumbaru, Nyiur Gadiang, Koto Baru, Medan Baik/Talang Tan Saidi
(TS), Kayu Kalek, Tampuniak dan Koto Baririk (Koto Kandih, Koto Pulai). Itu
dilambangkan 9 gelung dari tonggak didalam masjid Al. Imam.
5.
Penghulu ampek bale. Adalah 14 penghulu dari 4 suku yg ada. Itu dilambangkan 14
tonggak dlm masjid Al. Imam.
6.
Ninik mamak limo puluah. Adalah 50 ninik mamak dari penghulu 14 bale. Itu
dilambangkan tonggak gandeng dlm mesjid Al Imam.
7.
Haluan Tan Baliak Bukit. Adalah seorang ninik mamak juru bicara dalam ampek
ikek. Itu dilambangkan jenjang khatib dalam masjid Al Imam.
8.
Bandaro kampuang dalam. Adalah seseorang ninik mamak untuk mengurus dan
menyimpan kekayaan nagari. Itu dilambangkan 3 buah kobah masjid Al Imam.
Karena
Kampuang Dalam ada 3 nagari, yakni Kampuang Dalam Medan Baik, Kampuang Bilik
Dalam Sumbaru, Rumah Dalam Lubuk Syariak.
Demikian
informasi secara ringkas sejarah Masjid Al'Imam, bangunan masjid dilambangkan
sejarah adat kenagarian Kambang.