Profil Masjid
Fasilitas Umum
Sarana Ibadah
Tempat Wudhu
Kamar Mandi/WC
Pembangkit Listrik/Genset
Sound System dan Multimedia
Penyejuk Udara/AC
Kantor Sekretariat
Perpustakaan
Koperasi
Poliklinik
Mobil Ambulance
Perlengkapan Pengurusan Jenazah
Aula Serba Guna
Toko
Ruang Belajar (TPA/Madrasah)
Tempat Penitipan Sepatu/Sandal
Gudang
Parkir
Internet Akses
Kegiatan
Menyelenggarakan Ibadah Sholat Fardhu
Menyelenggarakan Sholat Jumat
Menyelenggarakan Kegiatan Hari Besar Islam
Menyelenggarakan Dakwah Islam/Tabliq Akbar
Menyelenggarakan Pengajian Rutin
Menyelenggarakan kegiatan sosial ekonomi (koperasi masjid)
Menyelenggarakan kegiatan pendidikan (TPA, Madrasah, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat)
Pemberdayaan Zakat, Infaq, Shodaqoh dan Wakaf
Unit Pengumpul Zakat (UPZ)
Fasilitas Ramah Anak
Fasilitas Disabilitas
Fasilitas Perpustakaan
Dokumen
Dokumen tidak ditemukan atau belum diunggah
Sejarah Masjid
Banyuwangi sebagai kabupaten terluas di Jawa Timur, memiliki banyak masjid yang tersebar dari kota sampai ke pelosok-pelosok desa. Masjid Agung Baiturrahman merupakan satu di antara sekian banyak masjid yang menjadi satu-satunya Masjid Agung di Kabupaten Banyuwangi. Melihat sejarah berdirinya Masjid Agung Baiturrahman, mulai dari bentuk yang sangat sederhana sampai bentuk yang hampir sempurna seperti sekarang ini, banyak sekali peningkatan dan pengembangan; mulai dari segi fisik, fungsi, dan bentuk bangunan.
Masjid Agung Baiturrahman didirikan oleh Mas Alit atau Raden Tumenggung Wiroguno I, Bupati pertama Banyuwangi. Masjid ini tergolong masjid tertua di Kabupaten Banyuwangi dengan segala sejarah perkembangam Islam di Banyuwangi. Pembangunan Masjid pada hari Selasa, 7 Desember 1773, hal ini mengacu pada peristiwa pemindahan kota kabupaten dari Ulupampang (Benculuk) ke Banyuwangi (sebelumnya, Banyuwangi, adalah hutan belukar yang cukup lebat). Berdiri diatas tanah wakaf dari keluarga besar Mas Alit atau Raden Tumenggung Wiroguno I, dibangunlah Masjid untuk umat Islam Banyuwangi dengan nama Masjid Jami Banyuwangi.
Sejak awal didirikan sampai sekarang, Masjid Agung Banyuwangi sudah mengalami beberapa kali masa perehaban dan pembangunan (kembali) antara lain: pada tahun 1832 (oleh Bupati Raden Adipati Wiryodanu Adiningrat), Tahun 1844 (oleh Bupati Raden Adipati Wiryodanu Adiningrat), Tahun 1971 (oleh Bupati Djoko Supaat Slamet dan berganti nama menjadi Masjid Agung Baiturrahman), Tahun 1990 (oleh Bupati S. Djoko Wasito), dan Tahun 2005 (oleh Bupati Ir. H. Samsul Hadi).
Qolbun muallaqun fiil masaajid; selalu saja mencintai masjid, dan hatinya menyatu dengan masjid. Inilah harapan yang Pemerintah, Para Ulama dan Masyarakat Banyuwangi melaui Masjid Agung Baiturrahman.