Profil Masjid
Fasilitas Umum
Sarana Ibadah
Tempat Wudhu
Kamar Mandi/WC
Pembangkit Listrik/Genset
Sound System dan Multimedia
Penyejuk Udara/AC
Kantor Sekretariat
Perpustakaan
Mobil Ambulance
Perlengkapan Pengurusan Jenazah
Toko
Ruang Belajar (TPA/Madrasah)
Tempat Penitipan Sepatu/Sandal
Gudang
Taman
Parkir
Kegiatan
Menyelenggarakan Ibadah Sholat Fardhu
Menyelenggarakan Sholat Jumat
Menyelenggarakan Kegiatan Hari Besar Islam
Menyelenggarakan Dakwah Islam/Tabliq Akbar
Menyelenggarakan Pengajian Rutin
Menyelenggarakan kegiatan sosial ekonomi (koperasi masjid)
Menyelenggarakan kegiatan pendidikan (TPA, Madrasah, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat)
Pemberdayaan Zakat, Infaq, Shodaqoh dan Wakaf
Fasilitas Ramah Anak
Fasilitas Disabilitas
Fasilitas Perpustakaan
Dokumen
Dokumen tidak ditemukan atau belum diunggah
Sejarah Masjid
Masjid Besar Taqwa Tompong kabupaten Bantaeng adalah masjid kuno, menurut sejarah Masjid ini dimulaidari sebuah Langgar yaitu tempat ibadah sementara yang daya tampungnya hanya sekitar puluhan orang, kemudian dijadikan basis penyebaran Agama Islam dan sebagai pusat budaya soasial.
Masjid Besar Taqwa Tompong ini lahir pada masa Kerajaan Kareng Panawang yang diprakarsai oleh seorang dermawan yang bernaam Labandu Wajo bekerja sama dengan adat sampulonrua (dua belas) pada tanggal 22 Jumadil akhir 1304 H atau sekitar bulan Maret 1885 M dengan ukuran Panjang 31,5 M x Lebar 21 M x Tinggi 16 M.
Yang tadinya sebagai langgar sekitar tahun 1887 – 1913 mulai direnovasi dan ditingkatkan Menjadi Masjid oleh pengurus dengan mendatangkan seorang arsitek bernama La Pangewa berasal dari Kabupaten Bone.
Tokoh – tokoh historis seperti Latenri Ruwa Syah Nur Baharuddin salah seorang penyiar Agama Islam di Bantaeng menjadi symbol masa lmpau Bantaeng sebagai basis Islamisasi diwilayah etnik Makassar dan Masjid Besar Taqwa Tompong ini menjadi pertemuan baik formal maupun informal para kelompok elit Kerajaan dan tokoh-tokoh agama setempat.
Keunikan/keistimewaan masjid ini karena mempunyai cirri – ciri: Atapnya berbentuk Tumpng tiga, tembok dindingnya dari batu bata yang direkat dengan pasir kapur dan semen, atap genting, kayunya kelas satu. Didalam masjid terdapat empat buah soko guru yang ukurnya 80 x 80 cm berfungsi sebagai tiang untuk atap tumpuang masjid, dipuncaknya terdapat Kubah yang dihiasi dengan mustak dari keramik asing bentuk khas berasal dari Dinasti Ming, juga terdapat mimbar yang terbuat dari kayu bayam dihiasi relief dan kaligrafi yang berasal dari Singapura pada Tahun 1885 M.
Masjid Besar Taqwa Tompong saat ini menjadi kebanggan masyarakat Tompong pada khususunya dan Masyarakat Islam Kabupaten Bantaeng pada umumnya.