Profil Masjid
Fasilitas Umum
Sarana Ibadah
Tempat Wudhu
Kamar Mandi/WC
Pembangkit Listrik/Genset
Sound System dan Multimedia
Kantor Sekretariat
Perpustakaan
Koperasi
Aula Serba Guna
Ruang Belajar (TPA/Madrasah)
Tempat Penitipan Sepatu/Sandal
Gudang
Taman
Parkir
Kegiatan
Menyelenggarakan Ibadah Sholat Fardhu
Menyelenggarakan Sholat Jumat
Menyelenggarakan Kegiatan Hari Besar Islam
Menyelenggarakan Dakwah Islam/Tabliq Akbar
Menyelenggarakan Pengajian Rutin
Menyelenggarakan kegiatan sosial ekonomi (koperasi masjid)
Menyelenggarakan kegiatan pendidikan (TPA, Madrasah, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat)
Pemberdayaan Zakat, Infaq, Shodaqoh dan Wakaf
Fasilitas Ramah Anak
Fasilitas Toilet Anak
Tempat Bermain Anak
Pojok Baca Anak
Fasilitas Disabilitas
Kursi Shalat Lansia
Fasilitas Perpustakaan
Dokumen
Dokumen tidak ditemukan atau belum diunggah
Sejarah Masjid
Pembangunan Masjid Raya Nurussaadah digagas para tokoh umat Islam, antara lain: Sayyid H. Muhammad Alhabsy, HOS Badjideh, H. Saleh Mandaka, H. Manyur Syah arkiang, H. Birando bin Tahir, H. Abdusyukur Ibrshim Dasi, H. Mahyan Amaraja, H. Salim bin Muhammad Djawas dan masih banyak para tokoh umat Muslim yang membangun masjid tersebut.
Pembangunan masjid itu sendiri dimulai pada 1962 dan mendapat dukungan dari Bupati Kupang W.C.H. Oematan yang menghibahkan tanah untuk lokasi masjid seluas 3.419 meter persegi.
Pada awal pelaksanaan pembangunan masjid didahului pembersihan lahan dan pengurukan yang melibatkan umat Kristen, Katolik dan Protestan di kawasan tersebut. Keterlibatan umat lain dalam mengawali pembangunan masjid menjadi saksi bersejarah. Pasalnya, dengan keterbatasan dana dan dukungan berupa tenaga akhirnya masjid tersebut berdiri di tengah kota Kupang.
Pada 1965 silam, pembangunan masjid itu sempat terhenti karena peristiwa G 30 S PKI dan kebijakan pemotongan nilai uang rupiah serta kondisi kesulitan ekonomi nasional dan daerah pada saat itu. Pembangunan masjid dilanjutkan kembali pada 1973-1974 oleh para tokoh umat Islam.
Setelah peristiwa kerusuhan Kupang, November 1998, dilakukan renovasi dibawah pimpinan yayasan HOS Badjideh dan Saleh abubakar, dengan tim pembangunan antara lain Ir. H. Jamin Habid, H. Moh. Djafar, H. Habib A. Pintar, Idin Baun. Sayang, pada 2001 pembangunan terhenti karena berbagai kendala yang dihadapi yayasan dan tim pembangunan.
Karena itu, pembangunan masjid Nurrrussa'adah dilanjutkan lagi yang ditandai peletakan batu pertama oleh Menteri Agama Suryadharma Ali bersama Menteri Perumahan Rakyat, Suharso Monoharsa yang ikut menyumbang sebesar Rp 200 juta atas nama partai. Walikota Kupang Daniel Adoe yang memberikan kemudahan berupa perizinan dan bantuan uang sebesar Rp 50 juta. Berdasarkan rancangan Rancangan Anggaran Biaya (RAB) kebutuhan untuk keseluruhan item pekerjaan lanjutan sebesar Rp 5,5 miliar.